Selasa, 15 Desember 2015

Gatorade


Pernahkah kalian mendengar nama minuman isotonik Gatorade ? Nah jika kalian pernah mendengar apalagi pernah mencobanya kalian bisa dikatakan sudah merasakan rasa minuman yang sama dengan minuman para pemain NBA di Amerika sana. Teman-teman, kali ini Pawoneda akan menyajikan berita khas mengenai minuman isotonik yang pernah muncul di Indonesia pada tahun 90-an dan sekarang sudah jarang atau mungkin tidak pernah temukan lagi. Kenapa Gatorade tidak bisa kita temukan lagi ya? Apa mungkin karena pasar isotonik mulai ramai di indonesia? Kita kupas beritanya di sini. Gatorade adalah sejenis minuman isotonik yang sering diminum oleh para pemain basket ataupun pemain sepak bola pada kala istirahat. Mereka meminum minuman berenergi ini untuk mengembalikan tenaga mereka yang hilang, minuman ini berfungsi sebagai energi tambahan dalam bentuk cairan agar cairan ion yang telah kita keluarkan bisa kita tambah dengan minuman yang memiliki energi yang tinggi ini.
Banyak sekali merek dan varian rasa dari minuman ini. Minuman merek ini memiliki kandungan ion yang tinggi dan mengandung isotonik yang bisa mengembalikan energi dan menambah energi kita yang telah hilang pada saat kita berolah raga. Minuman ini tidak hanya dipakai untuk para olahragawan, tetapi bisa juga dikonsumsi untuk umum. Seperti kita yang capek setelah melakukan olah raga, kita juga bisa meminum minuman yang mengandung isotonik demi mengembalikan energi kita yang telah kita buang agar tubuh kita kembali menjadi segar dan bugar.
Di era ’90-an, publik di Indonesia umumnya hanya mengenal sedikit minuman isotonik, salah satunya adalah Gatorade tersebut. Entah karena pertimbangan apa, produk buatan PT Pepsi Cola Beverages itu hengkang dari Indonesia. Pada awal tahun 2009 Gatorade mencoba kembali hadir di Indonesia, berbagai aktifitas promosi mereka lakukan, termasuk menggencarkan iklan di media televisi, serta road show ke berbagai pusat perbelanjaan guna menjangkau konsumen secara langsung. Untuk memperkuat image, Gatorade juga menggandeng sprinter nasional Suryo Agung Wibowo, peraih medali emas di ajang Sea Games. Pemilihan Agung sebagai endorser produk, memang biasa dilakukan oleh Gatorade. Ronaldinho, Maria Sharapova, Michael Jordan dan Tiger Woods adalah beberapa atlet dunia yang menjadi duta produk Gatorade.
Namun meski telah dijual di 80 negara dan memiliki ekuitas brand yang cukup kuat, tidak mudah bagi Gatorade untuk kembali merebut pangsa pasar. Pasalnya, sejak cabutnya mereka diakhir ’90-an, pasar minuman isotonik kini sudah penuh sesak baik oleh produk lisensi asing maupun asli domestik. Tecatat sedikitnya sembilan produk yang dikemas dalam berbagai jenis, dari sachet, kaleng hingga botol. Mereka adalah Kino Sweat (Grup Kino), Optima Sweat (PT Navika Beverage), Mari Sweat (PT Ulam Tiba Halim), Mizone (PT Tirta Investama, Grup Danone), Viton (PT Tempo Food), Pocari Sweat (PT Amerta Indah Otsuka), Vitazone (PT Tirta Fresindo Jaya, Grup Mayora), Powerade (Coca Cola Group) dan Zporto (Tudung Group).

Selain Mizone, sejauh ini Pocari Sweat terbilang sebagai produk paling populer. Hal yang cukup wajar mengingat pasca hengkangnya Gatorade, Pocari yang diperkenalkan pertama kali pada 1990, secara konsisten mengedukasi masyarakat terutama dalam hal benefit serta differensiasinya terhadap produk lain baik air mineral (Aqua) atau maupun fresh drink (Coca Cola, Sprite, Teh Botol). Hasilnya, dari pasar yang terbilang kabur atau belum terbentuk, potensi bisnis minuman isotonik mencapai Rp 1,2 trilyun pada 2006. Dengan bertambahnya pemain, market size pun semakin membesar dan pasar sasaran juga meluas, tidak hanya dewasa namun juga anak-anak yang dikemas dalam bentuk sachet. Pocari Sweat pun mendulang emas dari hasil kerja keras mereka selama ini. Padahal pada tahun pertama mereka hanya mampu menjual 30.000 botol yang didatangkan langsung dari Korea Selatan. Sementara Gatorade bisa dibilang gigit jari sejak saat itu. Berbagai kalangan menilai, dengan kemasan yang lebih elegan dan pesan-pesan iklan yang lebih mengena terutama untuk kalangan menengah atas, pasar minuman isotonik mulai merangsek dan menggempur pasar minuman energi yang lebih dulu populer. (Indah Resti Novianti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar